Mutiara Kata

Kekuatan Sejati Seorang Guru adalah takala kita mampu menjadikan diri kita dan siswa kita menjadi pribadi yang lebih baik dengan satu semangat "Man Jada Wajadda"

Senin, 04 April 2011

Sikap Dalam Menghadapi Ujian Dan Musibah



Hakekat Ujian dan Musibah
Dengan menyadari hakekat sebenarnya dari ujian dan musibah, maka kita
diharapkan memiliki cara pandang yang benar tentang ujian dan musibah. Sehingga
hal itu dapat mengantarkan pada keyakinan dan sikap yang benar. Hakekat ujian dan
musibah antara lain :
1. Meyakini bahwa semuanya datang dari Alloh SWT.
Alloh SWT berfirman :
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudzh) sebelum
Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Alloh.” (QS: Al Hadid: 22)
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orangorang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillaahi wa
innaa ilaihi raaji’uun’.” (QS: Al Baqoroh: 155-156)
Dengan meyakini bahwa semua itu adalah dari Alloh Azza wa Jalla semata
maka seorang mukmin akan mengembalikan semua urusannya kembali kepada
Alloh, disertai keyakinan bahwa di dalamnya pasti terkandung hikmah dan
pelajaran. Seorang mukmin tidak akan menjadi stres dengan adanya musibah
yang menimpa.
2. Disebabkan karena dosa dan kesalahan kita sendiri.
“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau
tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah
kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS: Al A’rof: 23)
3. Pelajaran atas banyaknya dosa dan maksiat yang kita lakukan.
Alloh SWT berfirman,
“Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu
dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang
supaya mereka kembali (bertaubat).” (QS: Al ahqof: 27)
Ibnul Jauzi berkata, “Sebesar apa pun musibah yang datang menimpa, hal itu
masih belum sebanding dengan dosa yang telah mereka kerjakan”.
4. Bukti kecintaan Alloh SWT pada seorang hamba.
Rosululloh shollallohu’alaihi wa sallam bersabda, yang artinya,
“Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya ujian. Bila Alloh
suka kepada suatu kaum maka mereka akan diuji. Jika mereka ridho maka
Alloh ridho dan bila dia marah maka Alloh pun akan marah padanya.” (HR:
Tirmidzi)
5. Menghapus sebagian dosa orang mukmin.
Rosululloh shollallohu’alaihi wa sallam bersabda :
مَا مِنْ مُصِيْبَةٍ تُصِيْبُ الْمُسْلِمَ إِلاَّ آَفَّرَ اللهُ بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْآَةُ يُشِيْكُهَا
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seorang muslim, melainkan
Allah subhanahu wata'la telah menghapus dengan musibah itu dosanya.
Meskipun musibah itu adalah duri yang menusuk dirinya.” (HR. Al-Bukhari
no.3405 dan Muslim 140-141/1062)
dalam hadist lain :
“Ujian akan terus datang kepada seorang mukmin atau mukminah mengenai
jasadnya, hartanya, dan anaknya sehingga ia menghadap Alloh tanpa
membawa dosa.” (HR: Ahmad dan Tirmidzi)
6. Ujian atas keimanan.
Alloh SWT berfirman,
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum
datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu
sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta
digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul
dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Kapankah datang pertolongan
Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS: Al
Baqoroh: 214)
Rosululloh shollallohu’alaihi wa sallam bersabda, yang artinya,
“Diantara orang-orang sebelum kalian, ada yang digalikan sebuah lubang
untuknya. Ia dimasukkan ke dalamnya, didatangkan sebuah gergaji lalu
diletakkan di atas kepalanya dan ia pun dibelah menjadi dua. Ada juga yang
disisir dengan sisir besi sampai mengelupas kulit dan dagingya. Tetapi semua
itu tidak menghalangi mereka dari din mereka…” (HR: Bukhori)
3
Masya Alloh…!!! Lalu bagaimana dengan kita? Maka sungguh betapa lemahnya
keimanan kita.
Apa yang Seharusnya Kita lakukan?
Setelah meyakini dengan seyakin-yakinnya apa yang telah disebutkan di atas, lalu
langkah apa yang seharusnya dilakukan jika musibah itu datang?
1. Bersabar dan menerima takdir Alloh SWT
Alloh SWT berfirman,
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orangorang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillaahi wa
innaa ilaihi raaji’uun’.” (QS: Al Baqoroh: 155-156) (lihat halaman 1)
“Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan
Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orangorang
yang beriman harus bertawakal.” (QS: At-Taubah: 51)
2. Berfikir, mengapa musibah terjadi.
Alloh SWT berfirman,
“Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang mendustakan itu.” (QS: Al An’am: 11)
3. Bertaubat dari dosa dan maksiat yang selama ini dilakukan.
Alloh SWT berfirman,
“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau
tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah
kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS: Al A’rof: 23)
4. Berbaik sangka dan tidak berputus asa terhadap rahmat Alloh.
Alloh berfirman,
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS:
Yusuf: 87)
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat
siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya…(QS: Al Baqoroh:286)
4
5. Munajat dan kepada Alloh SWT
Alloh SWT berfirman :
“Wahai orang-orang yang beriman mohonlah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang
sabar..” (Al-Baqarah: 153)
Rosululloh SAW mengajarkan kepada umatnya apabila tertimpa musibah
hendaknya membaca kalimat Istirja’
إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami
kembali.”
Dan dilanjutkan dengan membaca doa :
اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيْبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
“Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan gantilah
musibah itu yang lebih baik bagiku.”
“…Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami
tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban
yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum
kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak
sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap
kaum yang kafir” (QS: Al Baqoroh:286).
6. Yakin akan adanya kemudahan (jalan keluar) atas kesulitan yang
dihadapi
Alloh SWT berfirman :
Artinya :
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS : Al Insyiroh :4 – 5)
Mudah-mudahan Alloh SWT senantiasa memberikan rahmatNya kepada kita
dan memberikan kekuatan iman dalam menghadapi ujian dari Alloh SWT. Amin
Sumber rujukan :
1. http://www.assalafy.org/artikel.php?kategori=akhlaq=5
2. Shoidul Khothir karya Ibnul Jauzi
3. http://www.mediamuslim.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar